Jumat, 11 September 2009

GANGGUAN KESEIMBANGAN ASAM DAN BASA

INTERVENSI KEPERAWATAN


A. Asidosis Metabolik

1. Independen
• Monitor tekanan darah, frekwensi nadi / ritme
• Kaji tingkat kesadaran dan catat perubahan progresif, kondisi neuromuskuler misalnya : kekuatan, tonus otot, pergerakan.
• Bila terjadi koma, lakukan : tempat tidur direndahkan, gunakan penghalang tempat tidur, observasi yang sering.
• Observasi respirasi mengenai jumlah dan kedalamannya.
• Kaji temperatur kulit : warna dan perfusi jaringan
• Auskultasi bunyi bising usus
• Monitor intake dan out put serta berat badan setiap hari
• Tes atau monitor PH urine
• Jaga kebersihan mulut dengan kumur cairan sodium bikarbona, lemon atau boraks gliserin

2. Kolaborasi
• Bantu dengan mengidentifikasi / mengobati sesuai penyebabnya
• Monitor analisa gas darah
• Monitor serum elektrolit dan potasium
• Berikan cairan sesuai indikasi, tergantung pada etiologi antara lain Dekst. 5 %/saline solution
• Berikan obat-obatan sesuai dengan indikasi antara lain :
• Sodium bikarbonat/laktat atau saline melalui intra vena (mengoreksi defisit bikarbonat/mengoreksi asidosis dengan PH , 7,2)
• Potasium clorida (defisit serum)
• Phospat (kronik asidosis dengan hipophopatemia)
• Calsium (fungsi neuro muskuler)
• Modifikasi diet sesuai dengan indikasi, contohnya : Diet rendah protein, tinggi karbohidrat bila terdapat gagal ginjal atau diabetes.
• Laksanakan terapi dralisil bila diindikasikan

B. Alkalosis Metabolik
1. Independen
• Monitor jumlah pernafasan, ritme dan kedalamannya
• Monitor jumlah nadi dan ritmenya
• Monitor intake dan out put serta berat badan tiap hari
• Batasi intake oral dan kurangi stimulus lingkungan, lakukan suction secara intermiten bila terpasang NGT, irigasi/bilas lambung dengan cairan isotonik
• Anjurkan intak cairan dan makanan tinggi potasium dan kalsium sedapat mungkin (tergantung pada tingkat kalsium dan potasium dalam darah), contohnya : buah anggur dan buah apel, pisang, Cauli flower (kembang kol), buah kering (manisan), kolang-kaling, biji gandum.
• Lanjutkan pemberian terapi diuretik secara teratur, contoh lasik, etherynic acid.
• Instruksikan pasien untuk mencegah hilangnya, sejumlah bikarbonat (anjurkan pasien untuk minum susu)
2. Kolaborasi
• Bantu dengan mengidentifikasi/mengobati sesuai penyebabnya
• Analisa gas darah, serum elektrolit, BUN
• Berikan obat-obatan
• Sodium clorida/cairan ringer laktat secara intra vena jika tidak ada kontra indikasi.
• Amonium clorida atau arginin hidroklorida untuk mencegah penurunan PH
• Potasium clorida untuk mengatsi hipokalemia
• Diamox
• Spironolakton
• Cugah atau batasi pengguanan sedatif/penenang
• Anjurkan/laksanakan pemberian cairan secara intra vena
• Berikan oksigen sesuai indikasi dan obat-obatan respiratori untuk mengatasi kondisi ventilasi
• Bantu dengan dralisis jika diperlukan

C. Asidosis Respiratori
1. Independen
• Monitor jumlah pernafasan, kedalaman dan kesulitan pasien bernafas (cuping hidung)
• Auskultasi suara nafas
• Kaji penurunan tingkat kesadaran
• Monitor denyut nadi dan ritmenya
• Catat warna kulit dan kelembabannya
• Anurkan pasien untuk batuk dan nafas dalam, tempatkan pada posisi semifowler, lakukan suction jika perlu, berikan nafas tambahan/oksigen sesuai indikasi
2. Kolaborasi
• Bantu dengan mengidntifikasi/mengobati sesuai penyebabnya
• Monitor analisa gas darah dan kadar serum elektrolit
• Berikan oksigen sesuai indikasi melalui masker, kanule atau ventrilasi mekanik/ventilator
• Tingkatkan jumlah pernafasan atau tidal volume
• Berikan obat sesuai indikasi antara lain :
• Naloxane hidroclorida (narcan) untuk menstimulasi fungsi pernafasan dalam pasien menggunakan obat sedatif
• Sodium bikarbonat
• Cairan IV seperti RL atau 0,6 M cairan Na lactal
• Potasium clorida
• Batasi pengguanan obat penenang atau tranquillizer
• Jaga kelembaban dengan menggunakan humidikasi
• Berikan chist terapi dada termasuk didalamnya postural drainage
• Bantu dengan alat bantu ventilator jika perlu

D. Alkalosis Respiratori
1. Independen
• Monitor jumlah pernafasan, kedalaman dan usahanya/kesulitan pasien bernafas (cuping hidung dll)
• Pastikan penyebab hiperventilasi jika mungkin seperti kecemasan, nyeri
• kaji tingkat kesadaran dan catat status neuromuskuler
• Ajarkan pasien cara bernafas yang benar dan bantu pasien jika mengguanakan alat bantu pernafasan, misalnya masker
• Bantu Pasien untuk bersikap tenang
• Berikan pengaman bila perlu, misal tempat tidur direndahkan, penghalang tempat tidur dan observasi yang sering
2. Kolaborasi
• Bantu dengan mengidentifikasi/mengobati sesuai dengan penyebab
• Monitor analisa gas darah
• Monitor serum potasium
• Berikan sedativ jika ada indikasi
• Gunakan alat bantu pernafasan masker untuk mempertahankan/mengembalikan CO2. Kurangi frekwensi nafas/tidal volume dengan alat bantu ventilator


DAFTAR KEPUSTAKAAN
Guyton, Arthur C, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit, EGC Penerbitan Buku Kedokteran, Jakarta, 1987.
Price Sylvia Anderson; Wilson Mc. Carty, Pathofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit, EGC Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, 1993.
Soeparman, Ilmu Penyakit Dalam, UI Press, Jakarta, 1991.
-------, Dasar-dasar Keperawatan Kardiotorasik, Rumah Sakit Jantung “Harapan Kita”, Jakarta, 1989

Tidak ada komentar:

Posting Komentar